Saat ini pendidikan agama Islam baru diberikan pada lingkungan sekolah saja. Padahal masih sangat memungkinkan jika pendidikan agama Islam diberikan di lingkungan kerja, karena pendidikan agama Islam tidak hanya sekadar memberikan pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan ibadah, Namun juga memiliki kaitan dengan seluruh aspek kehidupan manusia. Pada penelitian ini, peneliti menemukan keunikan pada Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya cabang Jalan Parangtritis No. 166 Yogyakarta yang merupakan salah satu cabang dan lini usaha dari Wong Solo Group terkait dengan pendidikan agama Islam yang dilaksanakan di sana. Rumah makan ini adalah salah satu cabang dari 5 cabang di Yogyakarta, yang seluruh cabangnya juga menerapkan pendidikan agama Islam kepada karyawannya dengan kebijakan yang dimiliki oleh pendiri Wong Solo Group. Penelitian ini berjenis penelitian lapangan yang menggunakan metode kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data menggunakan observasi partisipasi pasif, wawancara struktur dan semi terstruktur serta dokumentasi. Mode analisis data untuk keabsahan data menggunakan triangulasi. Hasil penelitian skripsi ini adalah: 1. Proses internalisasi nilai-nilai pendidikan Islam pada kegiatan karyawan di Rumah Makan Ayam Penyet Surabaya cabang Jalan Parangtritis No. 166 Yogyakarta. Proses internalisasi nilai-nilai pendidikan Islam pada kegiatan karyawan yaitu karyawan melaksanakan Duha berjamaah, zikir bersama, tadarus Bersama, setoran hafalan dan mengikuti kajian Bersama, kemudian faktor pendukung dalam internalisasi nilai-nilai pendidikan Islam pada kegiatan karyawan yaitu dukungan pertama yakni dari Bapak Puspo Wardoyo selaku pimpinan pusat sekaligus pemilik dari rumah makan Ayam Penyet Surabaya di seluruh Indonesia maupun luar negeri. Yang kedua yakni dari pribadi masing-masing karyawan itu sendiri. Di mana diri karyawan menjadi pendukung pelaksanaan internalisasi nilainilai pendidikan Islam yang dilakukan oleh karyawan itu sendiri, baik dari niat dan tekad yang dapat mendukung kegiatan tersebut. Sedangkan untuk faktor Penghambat dalam internalisasi nilai-nilai pendidikan Islam pada kegiatan karyawan yaitu faktor pandemi dan faktor malasnya beberapa karyawan. Dikarenakan dalam masa pandemi, kegiatan keagamaan sangat terbatas bakhan sudah tidak pernah dilakukan bersamasama lagi. 2. Dampak internalisasi nilai-nilai pendidikan Islam pada kegiatan karyawan di rumah makan tersebut yaitu menjadikan karyawan lebih baik dan santun dalam bekerja melayani pembeli. Karyawan menjadi lebih rajin dalam beribadah, seperti salat, zikir, tadarusan, mengikuti kajian, serta menghafalkan doa sehari-hari.