Latif, Muhammad Daly (2023) KOMPROMI HADIS PENANGGUHAN AJAL DENGAN QS. AL-A‘RĀF: 34. Masters thesis, IIQ AN NUR YOGYAKARTA.
![[thumbnail of BAB I]](https://repository.nur.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
18211566_COVER_BAB I.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only
Download (1MB)
![[thumbnail of BAB II]](https://repository.nur.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
18211566_BAB II.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only
Download (974kB)
![[thumbnail of BAB III]](https://repository.nur.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
18211566_BAB III.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only
Download (760kB)
![[thumbnail of BAB IV]](https://repository.nur.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
18211566_BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only
Download (924kB)
![[thumbnail of BAB V]](https://repository.nur.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
18211566_BAB V_DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only
Download (697kB)
Abstract
Silaturahmi adalah suatu amalan umat manusia untuk menyambung tali persaudaraan. Banyak sekali hikmah yang dapat diambil dari silaturahmi, salah satunya adalah dapat memanjangkan umur. Bahkan Rasulullah SAW, telah bersabda “Barangsiapa yang suka diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung silaturahmi”. Namun hal tersebut seakan bertentangan dengan Firmal Allah SWT, dalam QS. Al-A‘Rāf ayat 34 yang artinya “Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun”.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana makna hadis silaturahmi dan Qs. Al-A‘Rāf ayat 34 menurut para ulama. Selain itu juga untuk mengetahui kompromi makna Al-Jam‘u wal taufiq tentang fadhillah hadis silaturahmi dan Qs. Al-A‘Rāf ayat 34. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; Pertama, Digunakanlah studi ma‘anil ḥadiṡ sebagai maksud untuk memahami ungkapan hadis dengan pemaknaan yang benar dan pemahaman yang memadai. Dengan pemaknaan dan pemahaman tersebut kita berharap banyak agar semakin mengetahui inti ajaran syariat yang tertuang dalam ungkapan hadis, menjadikan semakin terbuka peluang untuk mengambil nilai keteladanan dari peri kehidupan Nabi dan tuntunan sempurna yang melekat pada otoritas kerasulan Nabi. Kedua, Kontradiksi antara Hadis tentang penangguhan ajal dengan QS. Al-A‘rāf ayat 34 dapat di selesaikan dengan Ta‘aruḍ al-adillah dari segi lafal haqiqi dan majaz. Lafal tersebut terletak pada ِ هِرَثَ ي أ ِف, yang mengandung makna haqiqi, yaitu dipanjangkan umurnya. Selain itu juga mengandung makna majaz yang menjelaskan bahwa barokah umurnya. Artinya, ketika bersilaturahmi bukanlah membuat usia seseorang menjadi lebih lama, melainkan usia seseorang tesebut barokah atau bermanfaat yang disebabkan oleh bersilaturahmi. Dan permasalah usia sudah ditakdirkan oleh Allah swt, serta tidak bisa dipercepat atau diperlambat oleh siapapun
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Penangguhan Ajal |
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Ilmu Hadits |
Depositing User: | Admin Repository IIQ An Nur Yogyakarta |
Date Deposited: | 20 Dec 2024 08:04 |
Last Modified: | 20 Dec 2024 08:04 |
URI: | https://repository.nur.ac.id/id/eprint/752 |