Penelitian ini mengkaji tentang pembelajaran pendidikan agama Islam dengan metode kitab kuning di madrasah diniyah An-Nawawi. Madrasah Diniyah An-Nawawi merupakan salah satu pendidikan yang terdapat di dusun Jejeran di bawah yayasan Pondok Pesantren Al-Fithroh. Madrasah ini sangat dipercaya oleh masyarakat terbukti banyak putra-putri warga dusun Jejeran yang mengikuti pendidikan agar mendapatkan pengajaran dan pembinaan akhlak sekaligus pengetahuan agama Islam. Lembaga pendidikan ini menggunakan budaya pesantren yaitu menggunakan kitab kuning. Peserta didik diwajibkan untuk menghafal pelajaran-pelajaran yang berkaitan dengan penunjang pendidikan agama Islam khususnya dalam mempelajari kitab kuning. Pelajaran yang dihafal misalnya al-Amśilah al-Taşrifiyyah, Naẓam Syabrawī, dan Naẓam Imriţi. Dalam bidang al Quran peserta didik juga diwajibkan untuk menghafal Alquran juz 30, surat-surat penting misalnya Q.S. Yāsīn, Q.S. al-Wāqi‘ah dan Q.S. al-Mulk. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji di Madrasah Diniyah An-NawawiJejeran Wonokromo Pleret Bantul. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi partisipasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan analisa data menggunakan model Miles dan Huberman melalui tahap-tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini, bahwa pembelajaran di Madrasah Diniyah An-Nawawi menggunakan kaifiyyah rumzi al-ma‘ānī sebagai cara untuk menyarahi kitab kuning. Kitab yang digunakan yaitu kitab gundul dan arab pegon. Kitab meliputi bidang fikih, akhlak, akidah, Alquran, hadist, tafsir, tarikh, tajwid, nahwu, sharaf dan balaghoh. Pembelajaran terdiri dari kelas Awaliyah I, Awaliyah II, Awaliyah III, Wustho I, Wustho II, Ulya/takhasus. Kitab kuning sebagai pegangan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. Pembelajaran dengan metode sorogan, bandongan, ceramah, hafalan, demonstrasi, tanya jawab, tartil dan menulis. Kelebihannya yaitu dapat mengetahui dasar-dasar ilmu ajaran Islam yang terdapat di kitab kuning tidak hanya menggunakan buku terjemah bahasa Indonesia, melestarikan kebudayaan para ulama dahulu serta meneruskan perjuangan pendidikan, hafal teks atau syair yang berkaitan dengan ajaran Islam. Sedangan kelemahannya yaitu sulit mencari ustaz-ustazah yang mampu menguasai materi. Adapun faktor pendukung yaitu adanya perpustakaan, motivasi, kegiatan musyawah, dan lalaran. Sedangkan faktor penghambat dalam pembelajaran dengan metode kitab kuning yaitu ustaz-ustazah kurang tepat waktu, kurangnya sarana prasarana media pembelajaran, dan kemampuan peserta didik yang berbeda-beda. Melalui penelitian ini, peneliti menyarankan terhadap ustaz-ustazah hendaknya kreatif, inovatif, berperilaku santun dalam proses pembelajaran. Saran untuk pengurus madrasah yaitu untuk memberikan pedoman dalam pembelajaran kitab lebih baik dan efektif.