Gagasan penelitian ini berawal ketika peneliti melihat fenomena kesenian yang semakin berkembang dan maraknya pementasan kesenian yang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Pertunjukan seni suara dan tarian yang mengumbar sensualitas laki-laki dan wanita semakin digandrungi, sedangkan kesenian-kesenian yang mengandung nilai-nilai ke-Islaman kurang mendapat respon yang antusias dari masyarakat. Bertolak dari hal tersebut, di dusun Plosokuning, Minomartani, Ngaglik, Sleman terdapat sebuah peninggalan seni Islami yang sudah berusia ratusan tahun yang masih dilestarikan sampai saat ini yaitu seni tari kipas. Kesenian tari kipas ini tidak hanya sekedar kesenian rakyat yang berfungsi sebagai wahana hiburan saja, akan tetapi syarat dengan nilai-nilai pendidikan Islam dan juga mempunyai peran terahadap perilaku agama masyarakat sekitar. Hal ini menarik untuk diteliti, karena beberapa kalangan kurang memahami dan menghayati tentang makna dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif (qualitative research) yang termasuk kategori penelitian lapangan (field research). Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan konsep analisis budaya dari Greetz yaitu model of yaitu mengadakan pengamatan terlibat secara langsung, kemudian secara terstruktur menanyakan secara langsung kepada penduduk sekitar masjid untuk mengungkap makna dan nilai-nilai pendidikan didalamnya.
Berdasarkan penelitian dengan menggunakan metode sebagaimana di atas, diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: 1) Bentuk tari kipas di dusun Plosokuning ini merupakan perpaduan antara tari saman aceh yang di dalamnya diisi dengan dzikir, burdah dan syair-syair sholawat jawa. Tarian ini dimainkan oleh para kaum laki-laki berusia paruh baya yang jumlah pemainnya tidak dibatasi, akan tetapi jika dalam pertunjukan beranggotakan 30 orang yang terdiri dari 4 pemain rebana, 1 bedug dan yang lainnya menari dengan gerakan khusus yang dibarengi dengan bersolawat bersama-sama. 2) Nilai-nilai Islam pada seni tari kipas dapat dilihat dari dua hal, yaitu : a) Nilai-nilai Islam pada kostum, seperti: songkok, baju koko, sarung hitam dan kipas. b) Nilai-nilai Islam pada gerakan, seperti: duduk iftiras, setengah berdiri, tengok kanan-kiri dan kepala menunduk. 3) Peran seni tari terhadap perkembangan perilaku agama Islam dapat dilihat dari lima dimensi, yaitu: a) Dimensi ideologi b) Dimensi intelektual c) Dimensi peribadatan d) Dimensi penghayatan e) Dimensi pengalaman agama.