PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA PENGUSAHA MUSLIMAH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Studi Kasus Komunitas Jogja Muslimah Preneur Dusun Rejodani Tambakrejo Sariharjo Ngaglik Sleman Derah Istimea Yogyakarta)

Patut disyukuri munculnya pengusaha-pengusaha muslimah di masa sekarang ini, karena biasanya aktifitas sebagai pengusaha dilakukan oleh laki-laki yang berkewajiban mencari nafkah. Banyak wanita muslimah yang menjadi pengusaha karena tuntutan ekonomi maupun keinginan mengembangkan potensi diri. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan agama Islam pada Komunitas Jogja Muslimah Preneur, implikasi pendidikan agama Islam pada perilaku keagamaan anggota komunitas, serta faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pendidikan agama Islam pada komunitas Jogja Muslimah Preneur. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan mengambil subyek pengusaha muslimah di Daerah Istimewa Yogyakarta yang tergabung dalam Komunitas Jogja Muslimah Preneur. Metode penelitiannya adalah deskriptif kualitatif dan pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pendekatan studi kasus. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data menggunakan teori Seiddel. Adapun teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan uji kredibilitas dengan perpanjang keikutsertaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, Komunitas Jogja Muslimah Preneur memfasilitasi para pengusaha muslimah dalam mempelajari pendidikan agama Islam serta mengamalkannya. Kajian keagamaan diadakan 2 minggu sekali di minggu pertama dan ketiga, dan bisa ditambah sesuai kebutuhan. Namun dikarenakan pandemi, kajian yang seharusnya diadakan 2 minggu sekali terpaksa diubah menjadi satu bulan sekali dan dilaksanakan secara daring. Kedua, implikasi pendidikan agama Islam pada perilaku keagamaan anggota komunitas Jogja Muslimah Preneur dapat diklasifikasikan dalam 5 karakter yang berpedoman pada 4 karakter unggul Rasulullah SAW dan 1 karakter tambahan yang dapat disingkat menjadi FAST+I, yaitu: faṭānah (cerdas), amānah (komitmen), siddīq (benar dan jujur), tablīg (komunikatif), dan istiqāmah (keteguhan hati yang konsisten). Ketiga, faktor yang mendukung pelaksanaan pendidikan agama Islam pada komunitas Jogja Muslimah Preneur adalah narasumber yang kompeten dan tidak radikal, materi kajian yang menjawab kebutuhan ilmu anggota komunitas, pelaksanaan kajian secara tatap muka atau daring, tekad yang kuat dari masing-masing anggota komunitas dan dukungan dari keluarga. Sedangkan faktor penghambat keikutsertaan anggota adalah terkait lokasi yang jauh, waktu kajian bersamaan dengan agenda lain, dan kondisi keluarga yang tidak dapat ditinggalkan.