Corak atau kecenderungan penafsiran terhadap kajian-kajian ilmiah ini menjadi kontroversi di kalangan ulama tentang validitasnya, sebagian menerima dan sebagian yang lain menolak. Salah satu kitab tafsir bercorak ilmi adalah kitab tafsir al-Jawahir fi Tafsir Al-Qur’an al-Karim karya Tantawi Jauhari dan Tafsiral - Ayat al-Kauniyyah karya Zaglul al-Najjar. Penulis memilih dua kitab tafsir ini karena keduanya adalah kitab tafsir bercorak ilmi, kedua mufassirnya hidup di masa yang berdekatan, dan masing-masing mufassir memiliki keunikan dan ciri khas dalam menyajikan penafsirannya. Term dalam Al-Qur‟an yang menjelaskan tentang makhluk hidup sangat beragam. Al-Qur‟an menyebut sekitar dua puluh satu jenis binatang dan enam puluh dua term yang berkaitan dengan tumbuhan. Salah satu jenis yang disebut dalam Al-Qur‟an adalah dabbah. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penafsiran Tantawi Jauhari dan Zaglul al-Najjar terhadap lafal dabbah , dan mengetahui letak perbedaan maupun persamaan penafsiran di antara keduanya. Penelitian ini bersifat kepustakaan (library research) dengan sumber data primer kitab tafsir al-Jawahir fi Tafsir Al - Qur’an al -Karim dan Tafsir al - Ayat a l - Kauniyyah . Metode penelitian yang digunakan adalah metode komparasi dengan metode analisis data secara tematik (dabbah) dalam dua kitab tafsir tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tantawi Jauhari dan Zaglul al-Najjar memiliki beberapa perbedaan maupun persamaan baik dalam metode dan penafsirannya terhadap lafal dabbah , yaitu : Pertama, persaman jenis penafsiran (al-tafsir bi al-ra’yi ), corak yang digunakan yaitu al-tafsr al-‘ilmi dan terdapat beberapa makna dabbah yang memiliki persamaan atau bersinggungan antara penafsiran Tantawi Jauhari dan Zaglul al-Najjar, yaitu makna lafal dabbah mencakup seluruh makhluk hidup (tumbuhan, hewan dan manusia). Kedua , letak perbedaan paling mendasar antara penafsiran Tantawi Jauhari dan Zaglul al-Najjar adalah metode tafsir yang digunakan. Berdasarkan konteks yang dibicarakan dalam suatu ayat, Tantawi Jauhari menafsirkan lafal dabbah sebagai seluruh makhluk, hewan, hewan melata, rayap, manusia dan makhluk yang muncul sebagai tanda kiamat semakin dekat. Sedangkan menurut Zaglul al-Najjar penafsiran lafal dabbah yaitu seluruh makhluk hidup dan serangga pemakan kayu.