Kemajuan keilmuan penafsiran Al-Qur‟an dewasa ini mengalami banyak sekali perkembangan, salah satunya adalah pada epistemologi penafsiran Al-Qur‟an. Sebagai contoh, tafsir
maqasidi Qur’an yang saat ini sangat menarik untuk diteliti, terlebih untuk menjawab isu-isu problematika kontemporer, seperti: moderasi beragama dan menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini dapat kita lihat pada kasus pembuatan bendungan Wadas di Kabupaten Purworejo, kemudian peraturan pemerintah dalam kegiatan peribadatan dan muamalah masyarakat di situasi pandemi Covid-19. Kendati demikian, penelitian skripsi ini difokuskan untuk menjawab tentang bagaimana epistemologi tafsir maqasidi yang telah Abdul Mustaqim kembangkan. Selain itu penelitian ini juga di fokuskan untuk menjawab bagaimana relevansi tafsir maqasidi Abdul Mustaqim dalam menjawab isu problematika sebagaimana yang telah disebutkan di atas. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, yang menekan penggunaan teori dari cara berpikir analisis-deskriptif. Adapun untuk memperoleh data pada penelitian ini yaitu menggunakan metode pengumpulan data yang berkaitan dengan penelitian, seperti buku-buku, jurnal yang berhubungan dengan penelitian, dan lainnya. Sedangkan analisis data pada penelitian ini, penulis menggunakan teori koherensi dan pragmatisme untuk melihat kecenderungan tafsir maqasidi Abdul Mustaqim. Teori ini menjadi pisau analisis pada penelitian ini, kemudian penulis melihat tolok ukur kebenaran tafsir maqasidi Abdul Mustaqim dapat dibuktikan berdasarkan fakta dan kebermanfaatan. Penelitian terhadap epistemologi tafsir
maqasidi Abdul Mustaqim berhasil menjelaskan beberapa poin yaitu: (a) Tafsir maqasidi Abdul Mustaqim secara epistemologi. Pertama, asal-usul yang digunakan oleh Abdul Mustaqim tentang tafsir maqashidi yaitu membaginya menjadi tiga periode, yaitu: era formatif-praktis, era rintisan teoritis konseptual, dan era perkembangan teoritis konseptual. (b) karakteristik penafsiran Abdul Mustaqim dipetakan menjadi tiga hirarkhi ontologis diantaranya: tafsir maqasidi as philosophy (tafsir maqasidi sebagai falsafah tafsir), tafsir maqasidi as methodology, tafsir
maqasidi as product (baca: sebagai produk penafsiran). (c) model penafsiran yang digunakan Abdul Mustaqim dalam tafsir
maqasidi adalah: munasabah Al-Qur‟an dan maudhu‟i Al-Qur‟an. (d) struktur penafsiran Abdul Mustaqim yaitu: menafsirkan dengan pendekaran historis dan filososfis. Kedua: Relevansi penafsiran Abdul Mustaqim memunculkan beberapa jawaban atas isu-isu kontemporer saat ini. Misalnya, pada penafsiran Al-Qur‟an tentang ayat-ayat moderasi beragama dan ayat-ayat tentang menjaga kelesatrian lingkungan. Dengan demikian tafsir maqasidi ini dapat menjawab isu tersebut.