Penelitian ini berangkat dari fenomena yang sering terjadi akhir-akhir ini. Maraknya kerusakan serta eksplotasi lingkungan yang berlebihan menjadikan bumi, tempat tinggal manusia semakin lama semakin parah. Peran manusia sebagai khalifah di bumi tidak dilaksanakan dengan baik ditambah berkembangnya paham antroposentrisme yang memandang bahwa pusat dari tatanan kehidupan adalah manusia sehingga apapun yang dilakukan oleh manusia dianggap tidak pernah salah. Oleh karena itu, pengelolaan bumi kurang memperhatikan dampak buruk yang akan terjadi setelahnya. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah library research. Adapun sumber datanya adalah data primer diperoleh dari Al-Jawāhir fῑ Tafsir Al-Qur’an al-Karῑm karya Ṭanṭawi Jauhawi dan Tafsir Fῑ Ẓilal Al-Qur’an karya Sayyid Quṭb. Adapun data sekunder diperoleh dari buku-buku, jurnal, artikel, serta tulisan-tulisan lain yang berkaitan dengan tema lingkungan. Pendekatannya menggunakan pendekatan tafsir muqaran (komparasi). Metode analisis yang digunakan adalah deskritif-analisis. Langkah-langkahnya adalah mengumpulkan ayat-ayat yang berkaitan dengan kerusakan lingkungan, melacak pendapat Ṭanṭawi Jauhari dan Sayyid Quṭb dalam menafsirkan ayat-ayat tentang kerusakan lingkungan, membandingkan pendapat keduanya untuk memperoleh informasi berkaitan dengan metodologi penafsiran, corak, dan hasil dari penafsiran keduanya tentang ayat kerusakan lingkungan. Hasil dari penelitian ini adalah: 1) Metodologi penafsiran Ṭanṭawi Jauhari dan Sayyid Quṭb menggunakan tafsir tahlili, keduanya berbeda perihal corak yang digunakan pada tafsirnya. Tafsir Ṭanṭawi Jauhari menggunakan corak tafsir ilmi sedangkan Sayyid Quṭb menggunakan corak tafsir haraki. 2) Kerusakan lingkungan menurut Ṭanṭawi Jauhari lebih kepada kerusakan fisik sedangkan Sayyid Quṭb mengatakan kerusakan lingkungan disebabkan rusaknya hati, akidah, dan amal manusia.