Spiritual Quotient pada peserta didik harus ditingkatkan, hal ini dapat dilihat dari semakin hilangnya kecerdasan spiritual yang ada dalam diri remaja di luar sana. SMA Negeri 1 Jetis Bantul merupakan sekolah yang menerapkan program keagamaan yaitu Iman dan Taqwa (Imtaq). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan program Imtaq dalam meningkatkan Spiritual Quotient pada peserta didik di SMA Negeri 1 Jetis Bantul, untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan program Imtaq dalam meningkatkan Spiritual Quotient pada peserta didik di SMA Negeri 1 Jetis Bantul, dan untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program Imtaq dalam meningkatkan Spiritual Quotient pada peserta didik di SMA Negeri 1 Jetis Bantul. Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pendekatan yang digunakan ialah pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Untuk uji keabsahan data, penelitian ini menggunakan teknik triangulasi dan member chek. Hasil penelitian menunjukan bahwa: pertama, pelaksanaan Program Imtaq dalam meningkatkan Spiritual Quotient pada peserta didik di SMA Negeri 1 Jetis Bantul terdapat enam metode yaitu: metode keteladanan, metode kisah/cerita, metode kebiasaan, metode nasihat, metode perhatian dan pengawasan, serta metode punishment/hukuman. Kedua, Materi peningkatan Spiritual Quotient pada peserta didik di SMA Negeri 1 Jetis Bantul terdapat tiga materi, di antaranya adalah: pendidikan aqidah, pendidikan, ibadah, dan pendidikan akhlak. Ketiga, Faktor pendukungnya meliputi: adanya kebijakan sekolah, pengurus Rohis merupakan santri, fasilitas yang memadai, Rohis aktif, mayoritas peserta didik beragama Islam, dan motivasi serta dukungan dari Guru. Faktor penghambatnya meliputi: pendanaan, kurangnya kesadaran peserta didik, kurangnya pemahaman peserta didik terhadap tujuan pelaksanaan program, dan adanya rasa malas.