Latar belakang penelitian ini adalah manusia sebagai makhluk sosial beragama masih banyak yang belum bijak dalam menyikapi perbedaan agama. Yogyakarta yang dinobatkan sebagai salahsatu kota intoleran semakin menjadi sorotan negatif terhadap keberlangsungan interaksi sosial masyarakatnya. Peneliti menemukan Komunitas Srikandi Lintas Iman yang memberi wadah bagi perempuan lintas agama untuk mengawal keberagaman tersebut. Melalui pendidikan multikultural yang didasari nilai-nilai Islam diwujudkan dalam beberapa kegiatan lintas iman. Tujuan penelitian ini adalah: a) Untuk mengetahui praktik pendidikan Islam mutikultural pada komunitas Srikandi Lintas Iman Yogyakarta b) Untuk mengetahui implikasi pendidikan Islam multikultural pada komunitas Srikandi Lintas Iman dalam mengelola keberagaman agama di Yogyakarta c) untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pendidikan Islam multikutural pada komunitas Srikandi Lintas Iman Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan fenomenologi yang dikemukakan oleh Alfred Schutz, sumber data yang diperoleh melalui wawancara terstruktur, observasi partisipan pasif dan dokumentasi. Kemudian, analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis data menurut Cresswell, yakni dengan cara: mengorganisasikan dan menyiapkan data yang akan dianalisis, membaca dan melihat seluruh data, membuat koding seluruh data, membuat koding sebagai bahan untuk membuat deskripsi, menghubungkan antar tema dan memberi interpretasi dan makna tentang tema. Hasil penelitian ini adalah: 1) Praktik pendidikan Islam multikultural pada komunitas Srikandi Lintas Iman Yogyakarta dilakukan melalui kegiatan yang berfokus pada kegiatan (a) diskusi lintas iman (b) ziarah lintas iman dan (c) pelatihan resolusi konflik. 2) Implikasi dari pendidikan Islam multikultural pada komunitas Srikandi Lintas Iman adalah: anggota Srikandi Lintas Iman mampu menerapkan nilai-nilai pendidikan Islam multikultural yakni (a) nilai inklusif (b) toleransi (c) nilai pluralisme (d) nilai keadilan (e) nilai perdamaian. 3) Faktor pendukung dan penghambat pendidikan Islam multikultural pada komunitas Srikandi Lintas Iman Yogyakarta adalah: (a) visi dan misi bersama dalam melakukan aktivitas lintas iman (b) ketua komunitas aktif mengarahkan anggotanya (c) anggota yang berasal dari berbagai latar belakang (d) anggota yang aktif membantu terlaksananya program (f) sistem kekeluargaan lintas iman yang tinggi. Faktor penghambat: (a) kesulitan menentukan waktu pelaksanaan kegiatan (b) tidak memiliki aturan yang mengikat (c) belum memiliki sekretariat (d) banyak anggota yang kurang aktif.