Ide penelitian ini peneliti dapatkan berdasarkan kenyataan yang terjadi di lapangan, dimana pondok pesantren yang terkenal mengajarkan ilmu-ilmu agama, tapi di Pondok Pesantren Ad Dhuha ini juga mengajarkan pendidikan kewirausahaan (entrepreneurship) sebagai bekal di masa mendatang guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang siap terjun di masyarakat. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk mendeskripsikan penyelenggaraan pendidikan entrepreneurship yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Ad Dhuha meliputi: kegiatan entrepreneurship, metode pembelajaran kewirausahaan, integrasi nilai-nilai kewirausahaan dan mendeskripsikan faktor yang mendukung dan menghambat pendidikan entrepreneurship di Pondok Pesantren Ad Dhuha Guwosari, Pajangan Bantul. Berangkat dari permasalahan yang ada, maka penelitian yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Ad Dhuha ini mengambil jenis penelitaian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif (kualitatif research). Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan analisa data menggunakan model Miles dan Huberman melalui tahap-tahap sebagai berikut: 1) reduksi data (data reduction) 2) penyajian data (data display) 3) penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusing drawing/ verification). Hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut: 1) penyelenggaraan pendidikan entrepreneurship di Pondok Pesantren Ad Dhuha meliputi: a. kegiatan entrepreneurship, yaitu: praktik berkebun, berternak, handycraft, budidaya semut jepang, dan budidaya jamur; b. metode pembelajaran kewirausahaan yang diterapkan di Pondok Pesantren Ad Dhuha dilakukan dengan memberikan materi khusus secara teoritis dan praktik; c. Integrasi nilai-nilai kewirausahaan yang diterapkan di Pondok Pesantren Ad Dhuha meliputi nilai kemandirian, kreatif, entrepreneur mengambil resiko, kepemimpinan, orientasi pada tindakan dan kerja keras. 2) faktor pendukung penyelenggaraan pendidikan entrepreneurship di Pondok Pesantren Ad Dhuha Guwosari Pajangan Bantul dukungan dari yayasan Ad Dhuha yang menaunginya, dukungan dari Pemerintah Daerah Bantul, dan dukungan dari masyarakat setempat. Sedangkan faktor yang menghambat adalah kurangnya tenaga pendidik yang ahli dalam bidang kewirausahaan dan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh para santri