Sejak awal diturunkannya Alqurān kepada Nabi Muhammad saw, Alqurān telah mendapatkan banyak perhatian oleh para penganutnya juga para orientalis di dunia. Dalam merespon kehadiran Alqurān itu sendiri, setiap individu ataupun segolongan orang telah melahirkan cara pandang berpikir yang berbeda-beda dalam mengapresiasikannya, seperti digunakan sebagai amalan rutinan, pengobatan alternatif, sebagai jimat dan lain-lain. Hal seperti ini disebut dengan living Alqurān (Alqurān al-Hayy). Salah satu bentuk living Qur’an yang ada di daerah Yogyakarta yaitu adanya praktik pengobatan dengan menggunakan ayat Alqurān oleh KH. Ummarul Yahya al-Farouk di desa Bathok Bolu Purwomartani Kalasan Sleman Yogyakarta. Pengobatan yang diadakan ini berupa pengobatan fisik dan non fisik yang disebabkan oleh gangguan jin ataupun gangguan ghaib lainnya. Keunikan yang pantas dalam mengkaji hal ini karena fenomena pengobatan kesurupan yang dilakukan oleh KH. Ummarul Yahya al-Farouk ada yang secara langsung dan tidak langsung (hanya menggunakan minyak barokah dan beberapa macam pembacaan surat Alqurān yang di tentukan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Ayat-ayat Alqurān yang digunakan dalam mengobati pasien kesurupan oleh KH. Ummarul Yahya alFaruq. 2) Aplikasi penggunaan ayat Alquran sebagai media pengobatan pada pasien kesurupan yang dilakukan oleh KH. Ummarul Yahya al-Faruq. 3) Pemaknaan warga Pengobatan Bina Warga dan pasien terhadap ayat Alqurān yang digunakan dalam pengobatan. Penelitian ini penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan fenomenologi Sosiologi Alferd Schutz dan menggunakan pengumpulan data dengan observasi partisipan, wawancara menggunakan teknik terstruktur dan tidak terstruktur dengan pemilihan informan snowball sampling, dan dokumentasi. Adapun hasil dari penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan: pertama, dalam mengobati pasien kesurupan KH. Ummarul Yahya al-Faruq menggunakan lima macam surat dalam Alqurān, yaitu surat al-Fatihah, an-Nas, al-Falaq, alIkhlas dan QS. Al-Baqarah: 255. Kedua, berdasarkan praktik pengobatan yang ada, KH. Ummarul Yahya al-Faruq menggunakan dua motif pengobatan kesurupan, yaitu secara langsung dan tidak langsung dengan menggunakan beberapa alat seperti media minyak barokah, bobok gondoroso pengantos dan obat rebusan. Ketiga, pemaknaan para warga tentang ayat yang digunakan dalam pengobatan ini diyakini sebagai surat yang memiliki fadhĩlah tertentu. Sedangkan pemaknaan para pasien kesurupan adalah bahwa mereka meyakini surat Alquran tersebut sebagai surat perlindungan dari gangguan setan (manusia dan jin). Peneliti berharap hasil riset ini merekomendasikan untuk mengkaji lebih lanjut tentang riset-riset living Qur’an yang banyak dilakukan oleh masyarakat. Di harapkan pula bagi para peneliti selanjutnya untuk mengkaji pengobatan dengan mengkolaborasikan antara pengobatan dengan Alquran dan medis.