Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani merupakan mufassor yang dikagumi oleh para ulama. Karya agungnya berupa kitab tafsir yang diberi nama Marah Labid, gaya penafsirannya yang khas dan mudah difahami memiliki daya tarik bagi pesantren-pesantren hingga tingkat akademik untuk mengkajinya. Terlebih lagi penafsirannya tentang ayat-ayat syafa'at yang kini beberapa orang memperdebatkan kebenaran syafa'at di akhirat. Penelitian ini merumuskan permasalan tersebut dengan tiga pokok pembahasanm yaitu; (1)Penafsiran Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani tentang ayat-ayat syafa'at dalam tafsir Marah Labid.. (2) Kekurangan dan kelebihan penafsiran Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani tentang ayat-ayat Syafa'at.. (3) Metode dan pendekatan Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani dalam menafsirkan ayat-ayat syafa'at.
Berangkat dari ayat-ayat syafa'at ditinjau dari pendapat Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani dalam kitab tafsirnya, maka skripsi ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research), dengan pendekatan studi kitab tafsir yang membicarakan ayat-ayat syafa'at.Penelitian skripsi ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode historis dan menganalisa data primer atau sekunder dengan cara deskriptif dan analisis.
Hasil penelitian menunjukan sebagaimana rumusannya, bahwa Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani menyebutkan kebenaran adanya syafa'at di hari qiyanat dan hanya milik Allah SWT. Syafa'at dapat diperoleh melalui para Nabi atau Rasul, khususnya Nabi Muhammad SAW, yang disebut Syafa'at al-Uzma, juga dapat diperoleh melalui para wali, para shalih dan orang-orang mukmin setelah mendapat izin dari Allah SWT. Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani memiliki banyak kelebihan dan kekurangan dalam menafsirkan ayat-ayat syafa'at, diantara dari sisi kekurangannya adalah tidak konsisten dengan riwayat hadis, sedangkan dari sisi kelebihannya diantaranya adalah penafsiran yang menyebutkan qira'ah para imam beserta maksudnya dan penagsirannya yang memiliki ciri khas.