Ide penelitian ini peneliti dapatkan berdasarkan pengalaman peneliti mengerjakan tugas mata kuliah, Studi al-Qur’an dan Hadis dalam Prespektif Sosial Budaya, Dosen Pengampu : A. Shihabul Millah semester 5 lalu dengan judul Tradisi tahlilan di Pondok Pesantren Ath-Thohiriyyah kemudian peneliti tindak lanjuti menjadi penelitian skripsi ini dengan judul yang lebih spesifik yaitu Pembacan Ayat Kursi dengan Waqaf Raum (Studi Living Qur’an di Pondok Pesantren AthThohiriyyah). Berdasarkan penelitian kecil yang pernah peneliti lakukan di semester lima peneliti tertarik untuk mendiskripsikan dan menganalisis lebih dalam tentang pembacaan ayat kursi dengan waqaf raum tersebut. Fokus pembahasan dari penelitian skripsi ini adalah terkait dengan bagaimana praktik pembacaan ayat kursi menggunakan waqaf raum di Pondok Pesantren Ath-Thohiriyyah dan apa makna praktik pembacaan ayat kursi menggunakan waqaf raum tersebut bagi para pelaku, baik itu makna bagi santri secara umum, makna bagi santri pengurus dan keluarga dari pengasuh, maupun makna bagi pengasuh sendiri. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Dengan menggunakan pendekatan etnografi. Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan yaitu melalui observasi partisipan dan non-partisipan, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan analisa data menggunakan langkah-langkah etnografi yang disadurkan oleh James Spradley. Yaitu : (1) Menetapkan Informan. (2) Mewancarai Informan. (3) Membuat Cacatan Etnografis. (4) Mengajukan Pertanyaan Deskriptif. (5) Menganalisis Hasil Wawancara. (6) Membuat Analisis Domain. (7) Mengajukan Pertanyaan Struktural. (8) Membuat Analisis Taksonomik. (9) Mengajukan Pertanyaan Kontras. (10) Membuat Analisis Komponen. (11) Menentukan Tematema Budaya. (12) Menulis Laporan Etnografi. Hasil penelitian yang peneliti peroleh yaitu menunjukkan bahwa pertama, pembacaan ayat kursi dengan waqaf raum di pondok pesantren Ath-Thohiriyyah dilaksanakan rutin setelah shalat maghrib. Dalam praktiknya banyak ayat-ayat pilihan yang dibaca dalam dzikir tersebut. Namun, hanya ayat kursi saja yang dibaca menggunakan waqaf raum dan diulang sampai tiga kali. Kedua, makna pembacaan Ayat Kursi dengan waqaf raum berdasarkan teori Antropologi Interpretatif Clifford Geertz. Adapun isinya yaitu : 1) Ayat Kursi sebagai sistem simbol. Simbol di sini diartikan hubungan antara subyek dan obyek (Pelaku dan bacaan ayat kursi dengan waqaf raum) yang akan menimbulkan simbol-simbol secara subyektif, berdasarkan motivasi dan pengalaman-pengalaman pribadi pelaku berinteraksi dengan ayat kursi. 2) Ayat Kursi dengan Waqaf Raum menciptakan perasaan dan motivasi yang kuat, Seperti : 2.1) Membuat Hati Tenang 2.2) Adanya jaminan pahala kebaikan yang berlipat ganda 3) Perasaan dan motivasi berinteraksi dengan Ayat Kursi ini terlihat sebagai suatu realitas yang unik, seperti : sebagai benteng kematian mendadak, sebagai penagkal mimpi buruk dan sebagai obat penyakit.