Strategi dalam proses pendidikan merupakan hal yang penting dan tidak dapat diabaikan begitu saja. Pondok Pesantren Kaliopak dalam mengembangkan Pendidikan Agama Islam dengan basis seni dan budaya digelar atau di tampilkan untuk kemudian digali nilai-nilai Pendidikan Agama Islam yang terkandung di dalamnya. Dalam strategi Pendidikan Agama Islam berbasis seni dan budaya berusaha menciptakan lingkungan belajar dan perancangan pengalaman belajar yang mengintegrasikan budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan strategi Pendidikan Agama Islam berbasis seni dan budaya di Pondok Pesantren Kaliopak Klenggotan Piyungan Bantul Yogyakarta. Mengetahui hasil yang dicapai dalam pelaksanaan strategi Pendidikan Agama Islam berbasis seni dan budaya tersebut. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan strategi Pendidikan Agama Islam berbasis seni dan budaya tersebut.
Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) serta menggunakan metodogi penelitian kualitatif deskriptif. Peneliti memperoleh sumber data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi yang terkait dengan Pondok Pesantren Kaliopak. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah pengembangan dari Miles dan Huberman, sedangkan uji keabsahan datanya menggunakan teknik triangulasi sumber.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran yang digunakan di Pondok Pesantren Kaliopak dengan basis seni dan budaya ialah strategi pembelajaran langsung (direct), strategi pembelajaran interaktif, dan strategi pembelajaran empirik. Adapun hasil penerapannya ialah santri Mampu memahami materi yang diberikan, meningkatkan keiman/keshalehan santri, menjadikan santri mencintai dan mengembangkan seni budaya Islam Nusantara, dan terbentuknya akhlak terpuji. Faktor pendukungnya ialah dari keteladanan dari pihak penyelenggara, santri Pondok Pesantren Kaliopak yang memiliki semangat untuk belajar, warga sekitar Pondok Pesantren Kaliopak yang sangat mendukung segala kegiatan dan memberikan simbiosis mutualisme, adanya tempat pembelajaran yang luas dan nyaman, dan adanya fasilitas yang memadahi. Faktor penghambatnya ialah kesibukan para penyelenggara, santri sebagai mahasiswa, dan waktu kegiatan yang belum kurang kondusif.