Latar belakang dari penelitian ini adalah mengingat kurangnya kepedulian seseorang terhadap ungkapan atau istilah Jawa klasik yang sebenarnya ungkapan tersebut banyak sekali mengandung nilai-nilai pendidikan yang sangat penting. Seperti halnya digambarkan pada sebuah ungkapan Jawa “Mikul Dhuwur Mendhem Jero”. Ungkapan ini tidak hanya sekedar tulisan yang dibaca begitu saja, namun perlu dikaji dan diamalkan nila-nilai pendidikan yang terdapat pada ungkapan tersebut. Hal ini membuat peneliti tertarik melakukan penelitian ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam ungkapan “Mikul Dhuwur Mendhem Jero” (Telaah Buku Otobiografi Soeharto bab 2 dan 22 Karya G. Dwipayana dan Ramadhan K.H), (2) Relevansi nilai-nilai pendidikan Islam dalam ungkapan “Mikul Dhuwur Mendhem Jero” (Telaah Buku Otobiografi Soeharto bab 2 dan 22 Karya G. Dwipayana dan Ramadhan K.H) dengan pendidikan zaman sekarang. Penelitian ini merupakan studi kepustakaan (Library Research) dengan menggunakan sumber data penelitian: a) data primer berupa buku yang berjudul Otobiografi Soeharto, dan b) data sekunder, berupa buku-buku yang relevan dengan penelitian. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan filosofis yaitu guna merumuskan secara jelas hakikat yang mendasari konsep-konsep pemikiran dari tokoh yang dipilih. Sedangkan pengumpulan datanya peneliti menggunakan metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku-buku, surat kabar, dan majalah. Dalam penelitian ini, analisis data yang peneliti gunakan adalah analisis isi (content analysis).
Adapun hasil dari penelitian tentang nilai-nilai pendidikan Islam dalam ungkapan “Mikul Dhuwur Mendhem jero” (Telaah Buku Otobiografi Soeharto bab 2 dan 22 Karya G. Dwipayana dan Ramadhan K.H) adalah: pertama, nilai pendidika Islam dalam buku tersebut 1) Nilai Aqidah, meliputi Iman kepada Allah SWT. 2) Nilai Akhlak, meliputi akhlak kepada sesama yang terdiri dari akhlak kepada kedua orang tua dan akhlak kepada guru. Kedua, Relevansi nilai-nilai pendidikan Islam tersebut dengan Pendidikan sekarang, yaitu relevan untuk diajarkan karena melihat fenomena-fenomena yang terjadi saat ini, menunjukkan ajaran-ajaran tersebut pada masa sekarang ini sedikit demi sedikit sudah mulai luntur.