agama yang menyimpang di masyarakat seperti yang dilakukan oleh kelompok Gafatar di dusun Tanjung. Hal tersebut membuat masyarakat terpecah dalam beberapa kubu dan menyebabkan sikap tidak rukun dengan tetangga. Dari situlah peneliti menemukan sebuah komunitas berbentuk pengajian rutinan bagi perempuan dari informasi teman. Dalam pengajian ini para anggota dibimbing dan dilatih untuk senantiasa hidup rukun dengan tetangganya melalui berbagai macam kegiatan sosial dan keagamaan. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan analisis data menggunakan model Miles dan Huberman melalui tahap sebagai berikut: 1) Reduksi data 2) Penyajian data 3) Penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kemudian keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan uji kredibilitas dengan triangulasi sumber, yaitu tenik pemeriksaan keabsahaan data dengan menganalisis hasil dari berbagai sumber. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Peran Pendidikan Agama Islam dalam membangun kerukunan hidup bertetangga pada Jamaah Annisa yaitu: a) Sebagai kontrol sosial. b) Sebagai pemupuk rasa solidaritas. c) Sebagai agen sosial dalam penanaman nilai dan norma agama. d) Sebagai Pengembangan ilmu keagamaan. 2) Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dalam membangun kerukunan hidup bertetangga pada Jamaah Annisa: a) Faktor Pendukung: tempat pelaksanaan pengajian yang mudah dijangkau, pengurus mudah diarahkan, bahasa yang menarik, semangat mencari ilmu, dan anggota memiliki visi yang sama. b) Faktor Penghambat: Kurang komunikasi antar pengurus dan anggota, kurangnya tanggung jawab dari pengurus, kepentingan pribadi yang berbeda-beda, dan cuaca yang tidak menentu.