PERAN MAJELIS SATU HATI DI PONDOK PESANTREN AL-WAHBY DALAM MENANAMKAN NILAI RELIGIUSITAS PADA MASYARAKAT WONOKROMO BANTUL

Latar belakang penelitian ini adalah ketertarikan peneliti terhadap sebuah kegiatan keagamaan yang diikuti oleh santri dan masyarakat Desa Wonokromo Kapanewon Pleret Kabupaten Bantul. Penelitian ini menarik untuk dibahas karena melemahnya tata krama, etika, kreativitas anak dan kemerosotan akhlak yang banyak terjadi di sekitar kita. Selain itu, peran pendidikan agama Islam yang sangat berpengaruh bagi kepribadian seseorang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Peran Majelis Satu Hati di Pondok Pesantren Al-Wahby dalam Menanamkan Nilai Religiusitas pada Masyarakat Wonokromo Bantul dan untuk mengetahui Nilai Religiusitas di Majelis Satu Hati yang ditanamkan pada Masyarakat Wonokromo Bantul. Penelitian ini berjenis penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan deskriptif. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara semi struktur serta dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan dengan cara mereduksi data, menyajikan data serta penarikan kesimpulan dan untuk keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian dalam skripsi ini adalah: pertama, peran majelis Satu Hati di pondok pesantren Al-Wahby dalam menanamkan nilai religiusitas masyarakat Desa Wonokromo Pleret Bantul mencakup 4 hal, yakni: 1) Fungsi keagamaan, yaitu memperluas wawasan pengetahuan bagi masyarakat yang masih awam. 2) Fungsi sosial, yaitu menjalin silaturrahim antara santri, kyai dan masyarakat yang begitu erat. 3) Fungsi pendidikan, yaitu sebagai tempat pendidikan sepanjang hayat, karena majelis ini tidak terhalang waktu, suku dan ras. 4) Fungsi ketahanan bangsa, yaitu membantu menjadikan masyarakat yang berakhlakul karimah dengan cara memberikan pemahaman kepada para jamaah tentang pentingnya pengamalan agama adalah kehidupan sehari-hari. Kedua, Nilai nilai religiusitas yang terdapat dalam majelis Satu hati ini terdapat 5 dimensi, yaitu dimensi keyakinan, dimensi praktik agama, dimensi pengalaman, dimensi pengetahuan agama dan dimensi pengamalan.