Penelitian ini di Latar belakangi oleh realitas bahwa keluarga petani kerap menghadapi tantangan ekonomi dan waktu yang dapat memengaruhi keterlibatan mereka dalam pendidikan anak. salah satunya adalah pendidikan diniyah yaitu lembaga pendidikan nonformal yang berbasis keagamaan yang telah diakui secara hukum. Pendidikan diniyah atau pendidikan agama sering kali diutamakan untuk menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual sejak dini yang memiliki peran yang signifikan dalam pembentukan karakter dan nilai-nilai spiritual mereka Namun, pemahaman dan praktik agama Islam dalam konteks keluarga seringkali mempengaruhi kualitas pendidikan diniyah yang diterima anak-anak. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana dinamika interaksi keluarga, terutama keluarga petani yang mungkin memiliki tantangan tersendiri, berperan dalam mendukung atau bahkan menghambat kualitas pendidikan diniyah anak. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Dengan analisis data secara interaktif dan berkelanjutan sampai tuntas. peneliti menemukan Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa interaksi dalam keluarga petani dalam pengembangan kualitas pendidikan diniyah anak memiliki peran yang sangat penting. Hasil penelitian ini menghasilkan adanya interaksi keluarga otoriter, otoritatif. Penelitian ini juga menemukan faktor-faktor pendukung dan penghambat. Ditemukan ada 3 faktor pendukung yaitu pengadaan kajian santri, belajar akhlak, serta dukungan orang tua serta lingkungan sekitar. Dan ditemukan adanya 5 faktor penghambat yaitu tekanan/tuntutan yang diberikan orang tua, emosional orang tua yang tidak terkendali kepada anak, kurang/tidak memberikan ruang untuk berkomunikasi, anak yang kekurangan kasih sayang orang tua, serta anak yang tidak diizinkan untuk belajar di madrasah diniyah. Keterlibatan aktif keluarga, khususnya orang tua, terbukti memiliki dampak positif terhadap semangat belajar anak dalam pendidikan diniyah.