Penelitian ini dilatarbelakangi pentingnya pendidikan Islam dalam membentuk karakter, moral, dan spiritual siswa, sekaligus membekali keterampilan sesuai perkembangan zaman. Di era teknologi dan kemandirian ekonomi, integrasi pendidikan Islam dan technopreneurship menjadi strategi untuk mencetak generasi religius, inovatif, dan mandiri. MAN 2 Bantul mengembangkan program technopreneur berbasis nilai Islam sebagai upaya menanamkan prinsip Islam dalam pembelajaran kewirausahaan dan teknologi. Pendekatan kualitatif deskriptif digunakan untuk menggambarkan proses internalisasi nilai pendidikan Islam berbasis Islamicpreneurship pada siswa MAN 2 Bantul. Penelitian dilakukan Juni 2025 dengan subjek waka kurikulum, guru technopreneur, dan siswa kelas X. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, lalu dianalisis dengan model Miles dan Huberman. Validitas data dijamin triangulasi sumber. Hasil menunjukkan nilai Islam seperti kejujuran, amanah, tanggung jawab, integritas, loyalitas, profesionalisme, dan spiritualitas mulai diterapkan meskipun belum sepenuhnya terintegrasi. Nilai Ilahiyah dan Insaniyah tercermin dalam sikap siswa, didukung budaya madrasah religius, guru kompeten, dan fasilitas memadai. Kendala waktu, modal, dan etika bisnis digital masih ada. Program prodistik memfasilitasi praktik, tapi belum optimal dimanfaatkan siswa. Pembinaan mindset kewirausahaan Islami berkelanjutan sangat diperlukan untuk membentuk generasi wirausaha religius, kreatif, profesional, dan adaptif teknologi.