Pada kaum tunanetra, pengajaran dilakukan dengan cara menyesuaikan dengan kondisi jasmani, mental dan pengetahuan yang dimiliki seseorang tersebut. Penerapan pengajaran dengan prinsip individual dapat diterapkan kepada kaum tunanetra atau gangguan penglihatan. Pengajaran fikih taharah memerlukan strategi pembelajaran yang tepat agar bisa membentuk sebuah karakter religius dengan ajaran syariat Islam yang sudah ditentukan. Pembentukan karakter religius melalui fikih taharah bertujuan untuk menciptakan komunitas tunanetra yang bersih, sehat dan menjaga kebersihan badan maupun lingkungannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi pembelajaran fikih taharah yang diterapkan pada komunitas tunanetra Ikhwanul Qolbi dan untuk mengetahui faktor penghambat serta contoh karakter religius yang terbentuk didalamnya.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Subjek penelitian terdiri dari guru dan pembimbing sedangkan objek penelitian yaitu kaum tunanetra. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan strategi pembelajaran fikih taharah dalam membentuk karakter religius pada komunitas tunanetra Ikhwanul Qolbi Bantul melalui 3 strategi meliputi strategi pembelajaran berbasis auditori, strategi pembelajaran berbasis indera peraba dan penciuman, serta strategi pembelajaran individual. Selain itu, metode pembelajaran yang diterapkan diantaranya: metode ceramah, metode praktik dan metode tanya jawab. Adapun faktor penghambatnya yaitu: kaum tunanetra kesulitan mendeteksi najis yang menempel di badan yang sudah tidak ada baunya, kaum tunanetra tidak bisa melihat wujud najis secara nyata, serta ketika akan bersuci tidak bisa mengetahui apakah air yang digunakan untuk bersuci mencukupi atau tidak.