Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan kurangnya pengelolaan limbah minyak jelantah di lingkungan masyarakat serta pentingnya pendidikan lingkungan berbasis projek untuk menumbuhkan kesadaran dan keterampilan keberlanjutan sejak usia dini. Penelitian ini bertujuan untuk: pertama, mengetahui implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Gaya Hidup Berkelanjutan sebagai upaya mendukung produksi ekonomi sirkular pada siswa kelas V di SD Negeri Bakalan; kedua, mengetahui hasil implementasi projek tersebut pada siswa kelas V di SD Negeri Bakalan; dan ketiga, mengidentifikasi faktor pendukung serta penghambat dalam pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Gaya Hidup Berkelanjutan sebagai upaya mendukung produksi ekonomi sirkular pada siswa kelas V di SD Negeri Bakalan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subyeknya yaitu Kepala Sekolah SD N Bakalan, Guru kesiswaan SD N Bakalan, Guru wali kelas 5 SD N Bakalan, Dua anggota guru SD N Bakalan, dan Enam orang siswa SD N Bakalan. Proses pengambilan data meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini melakukan uji keabsahan data dengan triangulasi sumber. Analisis kualitatif dimanfaatkan sebagai metode analisis data. Proses analisis data penelitian meliputi reduksi data, penyajian data, perbandingan kumpulan data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan projek pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah telah membawa berbagai dampak positif bagi siswa kelas V, baik dari segi pengetahuan, keterampilan, sikap, maupun karakter. Pelaksanaan projek pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah di kelas V SD Negeri Bakalan memberikan dampak positif yang signifikan bagi siswa. Projek ini meningkatkan kesadaran lingkungan, menanamkan prinsip ekonomi sirkular melalui praktik 5R, serta menguatkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila seperti gotong royong, kemandirian, kreativitas, dan bernalar kritis. Selain itu, siswa mengembangkan keterampilan praktis, mengalami perubahan pola pikir dalam mengelola limbah, dan menunjukkan kepedulian sosial dengan melibatkan keluarga dan masyarakat sekitar.