Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keabsahan praktik jual beli hewan kurban dengan sistem ba’i bitsaman ajil (jual beli tangguh) yang diterapkan oleh CV. Garaloka Lestari Lintang Songo ditinjau dari perspektif fikih muamalah. Latar belakang penelitian ini muncul dari fenomena jual beli kurban dengan pembayaran tidak tunai yang kian marak, sehingga menimbulkan pertanyaan mengenai kesesuaiannya dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Dalam konteks muamalah, akad ba’i bitsaman ajil menjadi alternatif jual beli yang sah selama terpenuhi syarat dan rukun, seperti adanya kejelasan harga, objek, serta kesepakatan antara kedua belah pihak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi lapangan, serta dokumentasi dari transaksi yang dilakukan di perusahaan. Objek kajian difokuskan pada mekanisme transaksi, pemenuhan rukun dan syarat sah akad, serta potensi adanya unsur gharar (ketidakjelasan) yang dapat membatalkan transaksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik jual beli hewan kurban di CV. Garaloka Lestari secara umum telah memenuhi ketentuan fikih muamalah, namun masih terdapat kendala teknis seperti ketidaksesuaian spesifikasi hewan yang dikirim dan penanganan terhadap hewan yang sakit, yang harus diselesaikan dengan mekanisme ganti rugi yang adil. Kesimpulannya, praktik jual beli sistem ba’i bitsaman ajil di CV. Garaloka Lestari dapat dinyatakan sah secara fikih selama perusahaan mampu menjaga prinsip keadilan, keterbukaan, dan tanggung jawab dalam setiap transaksi. Kajian ini memberikan kontribusi penting bagi pengembangan praktik ekonomi syariah khususnya dalam bidang jual beli kurban, serta menjadi rujukan bagi pelaku usaha lain yang ingin menerapkan transaksi serupa agar tetap sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.