Perkembangan media digital khusunya YouTube telah mengubah cara penyebaran kajian ilmu tafsir Al-Qur’an. Di tengah rendahnya minat baca masyarakat Indonesia, media audiovisual ini menjadi alternatif dakwah yang lebih mudah diakses dan diterima oleh masyarakat Indonesia. Salah satu tokoh yang aktif menyebarkan ilmu agama dan kajian melalui platform ini adalah Ustaz Adi Hidayat. Penelitian ini mengkaji penafsiran Adi Hidayat pada QS. Al ‘Alaq ayat 1-5 dengan pendekatan AWK model Norman Fairclough. Surah Al ‘Alaq ayat 1-5 memuat pesan penting dalam Al-Qur’an yang menekankan pentingnya membaca, menuntut ilmu, dan asal usul penciptaan manusia. Penafsiran terhadap ayat ini tidak hanya bersifat tekstual, melainkan juga dipengaruhi dan memengaruhi praktik sosial serta ideologi tertentu.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif analisis-deskriptif, dengan data primer berupa kajian UAH di kanal YouTube ”Adi Hidayat Official”. Sedangkan sumber data sekunder pada penelitian ini adalah kitab tafsir, buku, artikel, jurnal, skripsi, dan sumber literasi lainnya yang berkaitan dengan tema penelitian. Adapun analisis data dilakukan berdasarkan tiga dimensi AWK Norman Fairclough yaitu, teks, praktik diskursif dan praktik sosial.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penafsiran UAH menekankan pentingnya membaca, menuntut ilmu dan memahami wahyu sebagai landasan spiritual dan intelektual umat. Serta dilihat dari segi AWK pada dimensi teks menggunakan penyusunan Bahasa Arab seperti (iqra’) untuk memahami, merenung, dan membaca fenomena kehidupan, (’alaq) asal usul manusia dan hakikat manusia, dan (qolam) penguat ilmu dan alat bantu pencatat. Sedangkan. Praktik diskursif dibentuk oleh ideologi keilmuan yang mendistribusikan nilai-nilai islam melalui media digital. Kemudian praktik sosial ini memperkuat posisi islam sebagai agama ilmu, bukan sekadar ritual, dan menempatkan ilmu sebagai fondasi utama dalam memahami dan menyebarkan ajaran islam.