Penelitian ini dilatarbelakangi dari ketertarikan peneliti terhadap pendidikan kewirausahaan di pondok pesantren. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis integrasi yang meliputi kurikulum atau materi pendidikan agama Islam dengan kewirausahaan tingkat Ulya’ di Pondok Pesantren Al-Itqon Qiroatussab’ah serta faktor pendukung dan penghambat pendidikan kewirausahaan di Pondok Pesantren Al-itqon Qiroatussab’ah Cimerak Pangandaran Jawa Barat.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengambil latar di Pondok Pesantren Al-Itqon Qiroatussab’ah Cimerak Pangandaran Jawa Barat. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Metode analisis menggunakan deskriptif kualitatif dengan tahapan analisis data: reduksi data, display data, dan menarik kesimpulan. Sedangkan validasi data dengan cara Trianggulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) kurikulum pendidikan tingkat Ulya’ di pondok pesantren Al-Itqon Qiroatussab’ah Cimerak Pangandaran Jawa Barat sama halnya dengan lembaga pondok pesantren lainnya dengan ruang lingkup pelajaran Al-Qur’an, Nahwu, Shorof, Fiqih, Akhlaq, Qiroatul Kutub, dan Hadits. Disisi lain juga mempelajari pendidikan kebangsaan dalam ruanglingkup nasionalisme, sejarah Indonesia dan Islam Nusantara. Sedangkan dari proses kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam dan kewirausahaan menggunakan metode pembelajaran yang sama yaitu: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. (2) integrasi kurikulum pendidikan tingkat Ulya’ dengan pendidikan kewirausahaan sebagian besar sudah terintegrasi dengan pendidikan agama Islam. Hal tersebut ditinjau dari kurikulum pendidikan tingkat Ulya’ dan proses kegiatan pembelajaran baik pendidikan agama Islam maupun pendidikan kewirausahaan, (3) faktor pendukung: tersedianya pembelajaran pendidikan kewirausahaan dan sarana pendukung, serta adanya dorongan dari wali murid dan alumni pondok pesanntren. Faktor penghambat: internal, tidak adanya kurikulum kewirausahaan secara formal dan minimnya sarana prasarana. Eksternal minimnya relasi pesantren mengenai permodalan dan trener kewirausahaan