Pekerjaan merupakan hubungan yang melibatkan antara dua pihak, baik produsen dengan konsumen ataupun perusahaan dengan pekerja atau karyawan. Tidaak banyak perusahaan yang memperhatikan religiusitas karyawannya, akan tetapi Perusahaan Otobus Haryanto adalah perusahaan yang terkenal agamis, dengan aturan-aturan yang senantiasa mendukung karyawannya untuk melaksanakan kewajibannya sebagai makhluk yang agamis. Peneliti tertarik melakukan penelitian perusaahaan ini karena beberapa alasan. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk membuktikan apakah memang benar Perusahaan Otobus Haryanto menerapkan peraturan tersebut, dengan tujuan mengetahui model kepemimpinan perusahaan otobus haryanto dan bagaimana dampak model kepemimpinan perusahaan otobus haryanto dalam meningkatkan religiusitas karyawan. Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian yang dilaksanakan di Perusahaan Otobus Haryanto menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif-analisis serta pendekatan etik. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan analisis data menggunakan model analisis data yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman: a). Mereduksi data dengan cara mengumpulkan, merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta mencari tema dan polanya, b). Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data dalam penelitian ini menggunakan uraian singkat dengan teks yang bersifat naratif, c). Langkah terakir adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi. Berdasarkan penelitian dengan menggunakan metode sebagaimana di atas, diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: 1) Model kepemimpinan perusahaan otobus haryanto cenderung menggunakan model kepemimpinan leader, dimana pengangkatan jabatan dilakukan secar fleksibel, berani mencoba hal-hal baru, menjalin hubungan yang baik antara pimpinan dan karyawan, profesionalisme dan loyalitas kerja selalu diutamakan dalam menjalin kerjasama, 2). Dampak kepemimpinan perusahaan otobus haryanto dalam meningkatkan religiusitas karyawan dalam lima dimensi, meliputi: a. Dimensi Keyakinan Agama, b. Dimensi Praktik Agama, c. Dimensi Pengalaman Agama, d. Dimensi Pengetahuan Agama, e. Dimensi Pengamalan Agama.