Latar belakang penelitian ini adalah bahwa sebagai umat Islam wajib mengerjakan ibadah tanpa terkecuali. Termasuk juga para penyandang disabilitas wajib untuk mengerjakan ibadah. Melatih anak berkebutuhan khusus/ penyandang disabilitas untuk beribadah sebaiknya dilakukan sejak dini melalui pendidikan formal maupun non formal sehingga akan menajadi kebiasaan saat sudah dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui bagaimana proses pembelajaran ibadah pada anak berkebutuhan khusus di Sekolah Khusus Taruna Alquran, 2) mengetahui apa saja faktor penghambat dan pendukung proses pembelajaran ibadah pada anak berkebutuhan khusus di Sekolah Khusus Taruna Alquran, 3) mengetahui dampak proses pembelajaran ibadah pada anak berkebutuhan khusus di Sekolah Khusus Taruna Alquran.. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan mengambil latar di Sekolah Khusus Taruna Alquran Sleman Yogyakarta pada kelas yang diampu oleh guru Novena Putri Devi dengan 3 murid dan kelas yang diampu guru Rizka Nurrahmawati dengan 1 murid. Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan Teori Seiddel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) pembelajaran ibadah pada anak berkebutuhan khusus di Sekolah Khusus Taruna Alquran sudah berjalan dengan baik. Hal ini ditandai dengan anak- anak yang sudah bisa dan terbiasa mengerjakan ibadah dengan sendirinya tanpa perlu diperintah oleh guru. Pembelajaran ibadah yang dilakukan di sekolah meliputi: a) membiasakan membaca doa sehari-hari. b) wudu, c) salat berjamaah, d) zikir, e) tadarus Alquran. 2) Dampak dari proses pembelajaran ibadah di Sekolah Khusus Taruna Alquran dibagi menjadi 3 aspek yaitu pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Untuk merasakan dampak dari proses pembelajaran ibadah membutuhkan kesabaran dan waktu yang tidak sebentar sesuai dengan ketunaan yang dialami siswa. 3) Faktor penghambat dalam proses pembelajaran ibadah pada anak berkebutuhan khusus di Sekolah Khusus Taruna Alquran adalah a) siswa tidak bisa berkonsentrasi, b) anak mengamuk (tantrum) c) perhatian orang tua kepada anak yang kurang. Sedangkan faktor yang mendukung proses pembelajaran ibadah yaitu: a) metode satu anak satu guru, b) orang tua yang ikut aktif membimbing anak di rumah, c) sarana dan prasarana di sekolah yang memadai, d) lingkungan sekolah yang Islami.