UPAYA MENINGKATKAN MOTORIK KASAR ANAK PENYANDANG TUNAGRAHITA PADA SISWA SD KELAS IV MELALUI PEMBELAJARAN SENI TARI KREASI KELINCI DI SLB MARSUDI PUTRA 1 BANTUL YOGYAKARTA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya meningkatkan motorik kasar anak penyandang tunagrahita melalui pembelajaran seni tari kreasi kelinci pada siswa kelas IV di SLB Marsudi Putra 1 Bantul. Penelitian ini bersifat deksriptif yaitu dengan cara mengumpulkan data, menyusun, menganalisa data peningkatan motorik kasar anak penyandang tunagrahita melalui pembelajaran seni tari pada siswa kelas IV di SLB Marsudi Putra 1 Bantul. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan dua siklus. Prosedur pelaksanaannnya mengacu pada model Kemmis dan Mc Taggart dimana pada setiap siklus model ini membentuk siklus seperti spiral yang terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Apabila perubahan belum seperti yang diharapkan, maka siklus tersebut diulang kembali. Subjek penelitian adalah siswa penyandang tunagrahita kelas IV Sekolah Dasar di SLB Marsudi Putra 1 Bantul yang berjumlah 3 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan data kualitatif yang berupa hasil observasi dan data kuantitaif sederhana. Hasil dalam penelitian ini yakni meliputi : (1) pelaksanaan pembelajaran seni tari untuk meningkatkan motorik kasar anak penyandang tunagrahita kelas IV Sekolah Dasar di SLB Marsudi Putra 1 Bantul yang dilakukan melalui kegiatan tari kreasi kelinci dengan menggunakan media musik dan berlangsung selama 4 kali pertemuan. (2) peningkatan motorik kasar anak penyandang tunagrahita melalui pembelajaran seni tari kreasi kelinci dengan hasil nilai siswa yang cenderung naik jika dilihat sesudah diterapkannya metode ini. Hal ini terbukti pada pretes terdapat siswa dengan kriteria Belum Berkembang 33% dan siswa kriteria Mulai Berkembang 66%, meningkat pada siklus I dengan siswa kriteria Mulai Berkembang 33% dan siswa kriteria Berkembang Sesuai Harapan 66%, meningkat pada siklus II dengan siswa kiteria Berkembang Sesuai Harapan 33% dan siswa kriteria Berkembang Sangat Baik 66%. Sesudah diterapkannya metode ini siswa didik lebih percaya diri, kreatif, menguasai gerakan motorik kasar, lebih lincah, dan tangkas.