Penelitian ini dilatarbelakangi oleh posisi strategis yang dimiliki oleh guru dan peserta didik, khusunya dalam lingkungan sekolah, sebagai seseorang yang mampu memberikan pengaruh bagi dirinya sendiri dan atau bagi orang lain. Pengaruh itu bisa seperti contoh teladan bagi yang lain. Pengaruh itu bisa seperti mengamati, meniru, mengajak atau menasehati melakukan kebaikan, atau menjadi contoh teladan bagi yang lain. Tujuan penelitian ini adalah. (1) untuk mengetahui metode pendidikan Qur’ani berdasarkan pemikiran Abdurrahman An-Nahlawi. (2) untuk mengetahui bagaimana penerapan metode pendidikan Qur’ani tersebut dalam lingkungan sekolah. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research). Metode pengumpulan data menggunakan dokumentasi sebagai objek analisis yang bersifat deskriptif-analitik dan dengan pendekatan filosofis yaitu pendekatan yang terkait erat dengan pemikiran tokoh mengenai metode tertentu. Metode pengolahan data ini menggunakan metode content analysis, sehingga dapat menangkap dan memahami isi dan atau subtansi pemikiran Abdurrahman AnNahlawi tentang metode pendidikan Qur’ani serta penerapannya dalam pendidikan sekolah. Hasil penelitian ini adalah metode pendidikan Qur’ani Abdurrahman AnNahlawi ada enam 6, yakni: 1) Metode ḥiwār (dialog). 2) Metode amtṡāl (perumpamaan). 3) Metode teladan (uswah). 4) Metode latihan dan pengalaman (praktik). 5) metode ‘ibrah dan nasihat (mau’iẓah). 6) metode targīb dan tarhīb (janji atau ancaman). Penerapan metode pendidikan Qur’ani bagi guru dalam pendidikan sekolah adalah: 1) dengan metode ḥiwār, guru harus berkomunikasi dengan peserta didik secara insentif. 2) metode perumpamaan, guru menjadikan dirinya sebagai model atau idola bagi sang peserta didik dalam kehidupannya. 3) metode teladan, guru sebagai teladan bagi orang lain harus selalu mengajak untuk bertakwa kepada Allah SWT serta kepada amar ma’ruf nahi mungkar dalam seluruh hidupnya. 4) metode latihan dan pengalaman, guru harus menyelaraskan antara ucapan dan perbuatan dan menampilkan perbuatan dan nasihat-nasihat yang baik. 5) metode ‘ibrah dan nasihat (mau’iẓah), selalu belajar dari kesalahan dan memperbaikinya lalu memberikan nasihat-nasihat yang baik melalui pengalaman-pengalamnnya kepada orang lain. 6) metode targīb dan tarhīb, sebagai sarana meningkatkan iman dan takwa kepada Allah.