Ide penelitian ini adalah di Himmatu Srandakan. Kegiatan pembinaan di yayasan ini khusus untuk anak yatim piatu luar panti beserta walinya. Anak-anak beserta wali diajak mengaji, kemudian setelah selesai pembelajaran diadakan makan bersama, serta sepulang kegiatan anak-anak diberi uang saku. Selain itu yayasan ini pengurus dan trainernya murni relawan, karena Himmatu merupakan lembaga/yayasan nonprofit oriented. Himmatu Srandakan lima kali berturut-turut menjadi juara umum Festival Anak Yatim Shaleh tingkat kabupaten Bantul. Metode penelitian ini adalah penelitian lapangan (field reserach). Pendekatan penelitian menggunakan studi kasus, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal. Metode pengumpulan data menggunakan trianggulasi (gabungan), metode analisis data menggunakan kualitatif, dan pengumpulan data dilakukan dengan observasi partisipasi aktif. Maksudnya yaitu dalam hal ini, peneliti datang di tempat atau rumah kegiatan orang yang akan diamati, ikut berpartisipasi dengan orang-orang atau terlibat dalam kegiatan tersebut, namun tidak secara penuh. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak yatim piatu luar panti di Himmatu Srandakan dilaksanakan tiga kali dalam seminggu, yaitu hari ahad, senin dan sabtu. Setiap pembelajaran selalu ada murājaah hafalan, kemudian selesai pembelajaran diadakan makan bersama. Materi yang disampaikan adalah aqidah dan akhlak, ibadah dan kewirausahaan. Khusus untuk hari Ahad, seluruh santri mendapatkan uang saku sebesar Rp 10.000,- (sepuluh ribu rupiah). Meskipun sudah ada jadwal pembelajaran yang rutin dilaksanakan, akan tetapi belum ada evaluasi hasil belajar 2) Implikasi dari pelaksanaan pendidikan agama Islam pada anak yatim piatu luar panti di Himmatu Srandakan yaitu anak yang semula belum mampu membaca Alquran, setelah mengikuti pembelajaran di Himmatu Srandakan mereka mampu membaca Alquran, mereka juga mampu menghafal beberapa surah. Kebiasaan santri juga berubah menjadi lebih baik, yang semula dengan orang tua kurang sopan, sekarang menjadi sopan, yang dulu belum melaksanakan shalat, sekarang sudah rutin melaksanakan shalat. Masyarakat juga mendukung adanya kegiatan Himmatu Srandakan ini, hal tersebut dibuktikan dengan cara menjadi donatur tetap dan orang tua asuh bagi santri. 3) Himmatu Srandakan didukung oleh para donatur, tokoh masyarakat dan sarana prasarana yang memadai. Sedangkan hambatan di Himmatu Srandakan ada pada trainer yang kurang disiplin, serta kesadaran santri dan wali yang masih kurang.