PARADIGMA TAFSIR AKUN @THEQURAN_PATH : STUDI TAFSIR QURAN DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM

Akun Instagram @Thequran_path adalah salah satu dari sedikit akun yang digunakan secara produktif untuk belajar al-Qur’an melalui Instagram. Konten dari akun ini sangat bermanfaat bagi terwujudnya dakwah. Konten tafsir al-Qur’an yang disajikan menggunakan model yang kreatif dan kinian. Selain itu akun tersebut tidak memiliki background keilmuan agama yang kuat karena diusung oleh akun pribadi yang berpendidikan umum. Media sosial memberikan kebebasan kepada penggunanya untuk mempublikasikan apapun yang diinginkan, termasuk memungkinkan penyebaran ayat-ayat al-Quran yang dipublikasikan lebih cepat dan mudah untuk diakses. Akun @Thequran-path memiliki followers yang sangat banyak, hal ini menunjukkan konsistensi publikasi tentang tafsir al-Quran yang ditawarkan diminati dan diterima oleh masyarakat.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan observasi. Dalam mengumpulkan data penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu: primer, berupa postingan-postingan tafsir al-Quran di akun Instagram @Thequran_path berupa meme, caption, ataupun audiovisual. Data sekunder diperoleh dari kitab-kitab tafsir dan buku yang dipakai yaitu Paradigma Tafsir Tekstual dan Kontektual karya Dr. Syafrudin dan Wajah Al-Quran di Era Digital karya Abdul Halim, tulisan, jurnal, dan dokumen yang berkaitan dengan pembahasan. Selain itu, dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan adalah metode dokumentasi, dengan menggunakan metode analisis deskriptif untuk menguraikan dan menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paradigma tafsir al-Qur’an akun Instagram @Thequran_path dengan memanfaatkan teknologi digital dan media visual untuk menyampaikan ajaran al-Qur’an dengan cara yang modern, menarik, dan relevan, menjembatani antara tradisi Islam yang kaya dan audiens digital masa kini. Cara akun @Thequran_path dalam menyajikan konten dengan menggunakan meme atau gambar yang menarik, video (audiovisual) yang mudah dipahami. Ayat al-Quran yang dijadikan konten tafsir bertujuan untuk mempermudah pemahaman pembacanya. Adapun ragam tafsir di media sosial seperti yang diungkapkan oleh Fadil Lukman yang membagi karakteristik tafsir di media sosial menjadi tiga kecenderungan, yaitu kecenderungan tafsir tekstual, kecenderungan tafsir kontekstual, dan kecenderungan tafsir ilmi. Maka berdasarkan batasan data pada penelitian ini yang diambil dari April-Juni 2024, hanya ditemukan satu ragam tafsir yakni kecenderungan tafsir tekstual, seperti contoh postingan yang bertemakan ‘Mohonlah Keturunan yang Baik’ yang mengutip QS. Ali Imran 3:38 dan ‘Laki-laki Sejati’ yang mengutip QS. Al-Anfal 9:27. Metode tafsir yang digunakan adalah metode maudū’ī (tematik), sedangkan corak yang digunakan ialah corak al-adabi wa al-ijtimā’i (sosial kemasyarakatan).