Tujuan riset ini ialah mengeksplorasi historisitas ayat-ayat taḥwīl al-qiblah dari sisi kronologis dan perubahan multidimensional. Latar belakang dipilihnya topik tersebut ialah: 1) kiblat merupakan sentral peribadatan agama yang mempunyai kedudukan religius yang disucikan sehingga keterkaitannya dengan perubahan masyarakat layak disoroti secara lebih dalam, 2) dalam konteks peralihan kiblat terdapat satu ayat yang sering dijadikan argumentasi adanya karakteristik ideologi Islam moderat (wasa ṭ iah) yang dalam hal ini perlu ada penyelidikan historis sebagai upaya menjelaskan akar sejarah pemikirannya, 3) urutan ayat-ayat kiblat dalam Al-Qur’an belum mencerminkan kronologi yang runut sehingga menarik perhatian untuk dikaji agar dialektika ‘ulūm al-qur’ ā n dengan ilmu sejarah dapat dimunculkan dalam ranah diskursif. Riset ini termasuk jenis riset kualitatif yang menekankan penggunaan teori dari cara berpikir analitis. Adapun untuk memperoleh data riset, metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik heuristik yakni menghimpun ayat-ayat tentang taḥwīl al-qiblah, riwayat terkait serta komentar-komentar para mufassir pada ayat-ayat tersebut. Pendekatan yang kami gunakan ialah mengaplikasikan teori historiografi yang menggabungkan analisis kronologis ayat (tartīb alāyāt nuz ūlī) dan sejarah multidimensional.
Hasil dari riset ini ialah: Pertama, analisis tartīb
nuz ūlī pada ayat-ayat taḥwīl al-qiblah memperlihatkan tiga hal: (a) penentuan awal kisah dengan mencari mana ayat pertama yang menjadi latar kausal dari tiga belas ayat taḥwīl al-qiblah, (b) adanya ayat kausal, ayat peristiwa dan ayat akibat dari keseluruhan ayat-ayat taḥwīl al-qiblah, (c) urutan secara nuz ūlī ayat-ayat taḥwīl al-qiblah dimulai dari alBaqarah 115 dan berakhir pada Ali ‘Imrān 97. Kedua, ayat-ayat taḥwīl al-qiblah secara historis melatari perubahan struktur dan juga sistem pelaku sejarah saat itu (masyarakat Madinah era Hijrah). Ada tiga dimensi yang dapat ditelusuri perubahan struktur dan sistemnya: (a) dimensi sosio-religius, (b) dimensi sosio-politik dan (c) dimensi sosio-ekonomi.