Di tengah persaingan antar lembaga pendidikan yang semakin ketat, sekolah dituntut tidak hanya unggul dalam aspek akademik, tetapi juga mampu membangun citra dan identitas yang kuat di tengah masyarakat. School branding menjadi strategi penting dalam membentuk persepsi positif publik terhadap sekolah, sehingga mampu meningkatkan kepercayaan, menarik minat peserta didik baru, serta memperkuat eksistensi lembaga. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Tahfiz Annidzomiyyah Piyungan Bantul sebagai madrasah ibtidaiyah swasta yang berfokus pada tahfidzul Qur’an dan penguatan karakter islami, perlu memiliki strategi yang tepat agar mampu bersaing dengan sekolah lain. Dalam hal ini, kepala madrasah memegang peran sentral dalam merancang dan mengimplementasikan strategi branding yang efektif dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi kepala madrasah dalam membangun school branding di MI Tahfiz Annidzomiyyah Piyungan, Bantul. School branding merupakan upaya strategis untuk membentuk citra positif lembaga pendidikan di mata masyarakat, sehingga mampu meningkatkan daya saing madrasah dalam memperoleh kepercayaan publik dan menarik minat calon peserta didik baru. Dalam konteks ini, kepala madrasah memiliki peran penting sebagai motor penggerak branding melalui pengelolaan program unggulan dan komunikasi publik yang efektif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subjek penelitian terdiri dari kepala madrasah, guru, orang tua peserta didik, dan peserta didik. Sedangkan teknis analisis data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Untuk uji keabsahan data, penelitian ini menggunakan Teknik trangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi kepala madrasah dalam membangun school branding dilakukan melalui tiga aspek utama, yaitu: (1) penguatan program tahfiz sebagai identitas utama madrasah; (2) pengembangan madrasah diniyah sebagai penunjang pendidikan karakter dan keagamaan; dan (3) penyelenggaraan berbagai kegiatan ekstrakurikuler seperti drumband, robotik, calistung, sepak bola, hadroh, dan tahsin sebagai daya tarik tambahan. Selain itu, kepala madrasah juga memanfaatkan media sosial seperti Instagram, Facebook, dan WhatsApp untuk publikasi kegiatan madrasah, serta aktif mengikutsertakan madrasah dalam berbagai event lokal untuk memperluas jaringan dan memperkenalkan citra madrasah secara lebih luas. Strategi tersebut dinilai efektif dalam membentuk citra madrasah yang unggul, religius, dan inovatif di mata masyarakat.