Latar belakang penelitian ini dilandasi oleh adanya perubahan kebijakan pendidikan melalui Kurikulum Merdeka yang menuntut guru untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, asesmen formatif, serta penguatan karakter siswa. Namun dalam praktiknya, guru di madrasah tahfidz menghadapi tantangan khusus dalam menyelaraskan antara nilai-nilai keislaman dan pendekatan kurikulum baru ini.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk problematika yang dihadapi guru kelas IV dalam menerapkan Kurikulum Merdeka, serta upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan jenis studi kasus, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Teori yang digunakan mengacu pada konsep implementasi kurikulum, khususnya dalam aspek pemahaman struktur kurikulum, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, penyusunan modul ajar, serta penilaian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru menghadapi beberapa kendala, antara lain: kesulitan dalam memahami pembelajaran berdiferensiasi, keterbatasan sarana dan media pembelajaran, kurang optimalnya asesmen diagnostik, serta hambatan dalam menyusun modul ajar yang sesuai dengan karakteristik siswa. Meskipun demikian, guru telah melakukan berbagai upaya seperti mengikuti pelatihan, berdiskusi dalam komunitas guru, dan menyesuaikan pendekatan pembelajaran secara bertahap. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi pihak madrasah maupun guru dalam mengoptimalkan implementasi Kurikulum Merdeka, khususnya di lingkungan pendidikan berbasis tahfidz.