STRATEGI PENINGKATAN KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) PADA SANTRI TAHFIẒ TAKHASSUS DI PONDOK PESANTREN MANNALLOH GEMAHAN RINGINHARJO BANTUL YOGYAKARTA

Latar belakang disusunnya penelitian ini diangkat dari fenomena aktual yang sedang terjadi di sebuah pondok pesantren, yang mana fenomena ini berkembang menjadi permasalahan global yang sering terjadi di dalam pondok pesantren, terlebih di zaman sekarang ini terdapat banyak santri yang lupa terhadap esensi sikap sosialnya, termasuk kepada temanya sendiri. Oleh karena itu tujuan dari peneliti ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan implementasi, implikasi, serta faktor penghambat dan pendukung terkait strategi peningkatan kecerdasan emosional (EQ) terhadap santri Tahfiẓ Takhassus Pondok Pesantren Mannalloh Gemahan Ringinharjo Bantul Yogyakarta. Jenis penelitian ini tergolong penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan pendekatan studi kasus (case study). Adapun sumber data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Kemudian sumber data yang telah diperoleh dianalisis menggunakan teori Seiddel dengan cara mereduksi data, menyajikan data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian sebagai berikut: Pertama, strategi peningkatan kecerdasan emosional (EQ) pada santri Tahfiẓ Takhassus di Pondok Pesantren Mannalloh Gemahan Ringinharjo Bantul Yogyakarta dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu: (1) Tahap Perencanaan, (2) Tahap Pelaksanaan, (3) Tahap Penilaian (evaluasi). Tahap perencanaan menyusun; (a) tujuan dan peningkatan emosional terhadap sikap sosial santri, (b) menyusun rencana program pendidikan, (c) menyusun kegiatan, (d) merencanakan metode (EQ) terhadap sikap sosial, (f) menemukan bahan ajar, (f) menyusun konsep penelitian terkait peningkatan kecerdasan emosional. Tahap pelaksanaan meliputi; (a) kegiatan pembukaan, (b) kegiatan inti dan penutup dari sebuah kegiatan yang telah direncanakan. Tahap penilaian dan evaluasi yang meliputi; (a) penilaian tetap, (b) penilaian kondisional. Kedua, implikasi strategi peningkatan kecerdasan emosional (EQ) pada santri Tahfiẓ Takhassus Pondok Pesantren Mannalloh Gemahan Ringinharjo Bantul Yogyakarta. Implikasi ini lebih condong ke dalam sikap empati terhadap lingkungan sekitar, yaitu; (1) meningkatkan sikap sosial yang dipengaruhi oleh suri teladan yang baik oleh pengurus dan pengasuh, (2) meningkatkan sikap sosial yang dipengaruhi oleh kegiatan yang ada di dalam pondok pesantren, (3) meningkatnya sikap sosial yang dipengaruhi oleh adanya adaptasi dari lingkungan, (4) meningkatnya sikap sosial terhadap qanun-qanun pondok pesantren. Ketiga faktor pendukung dan penghambat meliputi; (1) faktor internal pondok pesantren yaitu: lingkungan pondok pesantren yang startegis, adanya sarana dan prasarana yang dibutuhkan, adanya komunikasi pengurus dengan baik, adanya interaksi yang baik antara ustadz kepada santri, serta adanya dukungan dari orang tua. (2) faktor eksternal pondok pesantren yaitu: prilaku santri yang sulit diatur, mempunyai usia yang berbeda-beda, suasana hati yang kurang setabil, dan kurangnya perhatian dari guru maupun ustadz dan ustadzah.