Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya motivasi belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) pada siswa SMK Negeri 1 Pundong, Bantul Yogyakarta. Hal ini tercermin dari kurangnya partisipasi, inisiatif, serta antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran agama. Kondisi tersebut mendorong sekolah untuk mengimplementasikan Program Bimbingan Kamis Mengaji sebagai upaya menumbuhkan motivasi belajar PAI melalui pembiasaan membaca Al-Qur’an dan pembinaan karakter religius. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi Program Bimbingan Kamis Mengaji dalam meningkatkan motivasi belajar PAI, mengidentifikasi hasil implementasinya, serta menganalisis faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan program tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subjek penelitian terdiri dari guru PAI, guru pendamping program, serta siswa yang aktif mengikuti Program Kamis Mengaji. Analisis data dilakukan dengan mengacu pada teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow sebagai landasan dalam mengkaji bagaimana pemenuhan kebutuhan siswa dapat memengaruhi motivasi belajar mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program Bimbingan Kamis Mengaji dilaksanakan secara terstruktur dan konsisten. Kegiatan ini berlangsung setiap hari Kamis pagi dengan menggunakan metode tutor sebaya dan pendampingan dari guru Pendidikan Agama Islam. Program ini terbukti mampu meningkatkan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam. Hal tersebut ditunjukkan oleh meningkatnya partisipasi siswa, kedisiplinan, keberanian dalam membaca Al-Qur’an, serta antusiasme dalam mengikuti mata pelajaran agama. Keberhasilan program ini didukung oleh beberapa faktor penting, antara lain dukungan penuh dari pihak sekolah, keterlibatan aktif siswa serta tutor sebaya, serta metode pelaksanaan yang persuasif dan komunikatif. Temuan ini menunjukkan bahwa Program Bimbingan Kamis Mengaji memberikan kontribusi positif terhadap pembiasaan nilai-nilai keagamaan di lingkungan sekolah kejuruan. Hal ini sejalan dengan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, di mana terpenuhinya kebutuhan dasar spiritual dan sosial menjadikan tumbuhnya motivasi belajar siswa.